A. Masa Remaja Nabi Muhammad SAW.
Masa remaja Nabi Muhammad dilalui dalam sebuah lingkungan yang sangat baik. Walaupun Nabi melewati masa remajanya tanpa didampingi kedua orang tuanya, namun Abu Ṭalib sebagai paman dan adik kandung dari ayahanda, telah mengambil alih fungsi orang tua dengan sangat baik.Abu Ṭalib memperlakukan Muhammad dengan penuh kasih sayang melebihi putranya sendiri. Rasa sayang yang ditampilkan tentu saja bukan sikap sayang yang memanjakan, tapi yang bersifat mendidik. Bersama pamannya, Nabi hidup dengan sederhana karena Abu Ṭalib adalah orang yang sederhana secara materi dan gaya hidup. Kesederhanaan itu membuat Nabi menjadi sosok yang mudah berempati pada kaum lemah, miskin dan terpinggirkan.
Nabi juga dikenal aktif dalam kehidupan sosial dan dikenal sebagai pekerja keras.Nabi melakukan pekerjaan yang biasa dikerjakan oleh mereka yang sebaya. Bila tiba bulan-bulan suci, kadang Nabi tinggal di Makkah dengan keluarga, kadang pergi bersama mereka ke tempat-tempat yang berdekatan dengan Ukaz, Majinnah dan Żul-Majaz, mendengarkan sajaksajak yang dibawakan oleh penyair-penyair hebat.
B. Perilaku Nabi Muhammad SAW
Beberapa aktivitas dan perilaku Nabi dalam kehidupan masa remajanya yang tercatat sejarah antara lain:
• Perjalanan Ke Syam. Kaum Quraisy terbiasa bepergian ke Syam (sekarang Suriah) sekali setiap tahun untuk berdagang. Sebab, hal itu merupakan sumber utama untuk mendapatkan pekerjaan. Abu Thalib berencana untuk bepergian tanpa mengajak Muhammad Saw. Namun atas desakan kemenakannya tersebut, akhirnya sang paman mengalah dan ini menjadi perjalanan Nabi ke Suriah pada usia 12 tahun.
Dalam perjalanan inilah keduanya bertemu dengan pendeta Nasrani bernama Buhaira yang melihat tanda-tanda Nabi terakhir pada diri Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW sangat bersemangat dan tekun dalam bekerja. Ia belajar cara berdagang dan melayani pembeli dengan baik. Sikapnya sopan dan ramah, wajah dan paras Nabi Muahammad SAW yang tampan dan bersih semakin membuat masyarakat di negeri Syam tertarik dan simpati kepada Nabi Muhammad Saw. Berdagang bersama pamannya ke negeri Syam merupakan pengalaman pertama Nabi Muhammad Saw.untuk berdagang. Selama ini, ia hanya tahu menggembala kambing di gurun pasir. Dengan sifat dan sikapnya yang baik sangat membantu pekerjaan tersebut.
• Menjadi penggembala kambing. Nabi Muhammad SAW menggembala kambing milik kerabat dan orang-orang Makkah ke sekeliling gurun untuk merumput. Gaji yang didapatnya diberikan pada pamannya.
• Meninggalkan tradisi buruk. Muhammad SAW muda menghindari semua perilaku buruk yang menjadi tradisi di kalangan pemuda seusiannya pada masa itu seperti berjudi, berzina, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga beliau dikenali sebagai As-Ṣadiq (yang benar) dan Al-Amin (yang dapat dipercaya).
• Ikut perang Fijar. Nabi SAW berpartisipasi dalam perang Fijar. Fijar adalah peperangan yang terjadi antara keluarga keturunan Kinanah dan Quraisy dengan keluarga keturunan Qais yang bertujuan untuk memerangi para pendurhaka yang melanggar kesepakatan. Perang ini terjadi di Nakhlah sebuah tempat yang berada antara kota Makkah dan Ṭaif. Saat ini,usiaNabi sekitar antara 14 sampai 15 tahun. Dalam usia yang demikian muda, maka keikutsertaan Nabi dalam perang Nabi dalam perang Fijar bukanlah ikut bertempur. Beliau hanya bertugas mengumpulkan panah yang datang dari pihak musuh ke garis kaum Quraisy.
C. Sifat-sifat Nabi Muhammad SAW muda.
Semasa kecil Nabi Muhammad SAW. memiliki sifat yang jujur. Ia tidak pernah berbohong kepada orang lain. Dalam berdagang Nabi Muhammad Saw.juga jujur kepada paman dan pembelinya. Sehingga, pamannya sangat percaya dan banyak mengajarkan cara-cara berdagang kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan tekun dan suka rela Nabi Muhammad SAW mempelajari sedikit demi sedikit cara berdagang.
Selama Nabi Muhammad SAW berdagang bersama pamannya, Nabi Muhammad SAW banyak mendapatkan ilmu dalam berniaga. Sifatnya yang jujur dan mulia menjadikan orang lain percaya dan mengajak untuk bekerja sama dalam berdagang. Salah satu orang yang simpati adalah Siti Khadijah, seorang saudagar kaya di kota Makkah saat itu. Khadijah ingin Nabi Muhammad SAW bekerja padanya dengan menjualkan barang-barang dagangannya.
Selama berdagang untuk Khodijah, Nabi Muhammad SAW mendapatkan keuntungan yang besar. Hal ini didapatkan karena selama berdagang ia sangat tekun, jujur, ramah, dan murah senyum kepada pembeli yang datang. Nabi Muhammad Saw. tidak pernah membohongi pembeli. Jika ia melihat ada barang dagangan yang cacat, maka ia tunjukkan kecacatannya. Jika barang tersebut berharga murah, maka ia tidak akan menjual dengan harga yang mahal.
Apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dalam berdagang tidak membuatnya rugi. Bahkan, ia mendapatkan keuntungan yang besar, sebab cara berdagang yang dilakukan Nabi Muhammad SAW banyak orang yang senang dan banyak membeli barang yang didagangkan sehingga barang yang dijual Nabi Muhammad SAW tidak tersisa. Mereka merasa senang karena menjumpai pedagang yang benar-benar jujur. Mereka senang mendapatkan barang yang baik dan tidak tertipu.
Semenjak kecil Nabi Muhammad Saw. telah memiliki sifat tabah, sabar, hormat, taat, dan rajin bekerja. Hal itu tampak ketika beliau menjadi seorang penggembala kambing.Nabi Muhammad Saw. tidak malu menjalankan pekerjaannya itu untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Kadang-kadang sebagian upahnya diberikan kepada pamannya, karena keluarga pamannya bukan termasuk yang yang berkecukupan. Beliau sangat dicintai oleh teman-teman sebayanya karena tidak pernah bohong, tidak sombong, maupun menyakiti orang lain. Sifat-sifat yang dimiliki Nabi Muhammad SAW inilah yang harus kita tiru dan kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.